KISAH KEDUA PULUH
NABI YANG TAKJUB KEPADA KAUMNYA
Inilah
kisah seorang Nabiyullah yang diberi umat yang banyak jumlahnya. Dari umatnya
itu dia membentuk pasukan yang besar, banyak jumlahnya, dan tangguh. Apa yang
dicapai oleh umatnya sangatlah menakjubkannya, begitu pula kekuatannya. Dia
berkata, "Siapa yang bisa melawan dan menghadang mereka?" Maka Allah
membinasakan tujuh puluh ribu dari kaumnya akibat ujub yang ada padanya.
NASH HADIS
Imam
Ahmad meriwayatkan dari Suhaib berkata, "Apabila Rasulullah solat, beliau
membisikkan sesuatu yang tidak aku mengerti dan tidak menjelaskan kepada kami.
Beliau bertanya, 'Apakah kalian memperhatikanku?' Kami menjawab, 'Ya.' Beliau
bersabda, 'Sesungguhnya aku teringat salah seorang Nabi yang memiliki pasukan dari
kaumnya – dalam riwayat lain, 'membanggakan umatnya' – Dia berkata, 'Siapa yang
menandingi mereka? Atau siapa yang bisa melawan mereka? Atau ucapan seperti
itu.'
Maka
diwahyukan kepadanya, "Pilihlah satu dari tiga perkara untuk kaummu: Kami
menguasakan musuh dari selain mereka atas mereka, atau kelaparan, atau
kematian." Maka Nabi itu bermusyawarah dengan kaumnya dan mereka berkata,
"Engkau adalah Nabiyullah, engkau yang memutuskan. Pilihlah untuk
kami." Lalu dia mendirikan solat setiap kali mereka sedang menghadapi
urusan penting, mereka mengatasinya melalui solat. Maka dia solat sesuai dengan
kehendak Allah.
Nabi
melanjutkan, "Kemudian dia berkata, 'Ya Rabbi, adapun musuh dari selain
mereka, maka jangan. Adapun kelaparan, maka jangan. Akan tetapi aku memilih
kematian.' Lalu kematian dikirim kepada mereka, dan yang mati di kalangan
mereka sebanyak tujuh puluh ribu. Nabi bersabda, "Bisikanku yang kalian
perhatikan itu adalah aku berkata, 'Ya Allah, dengan-Mu aku berperang,
dengan-Mu aku melawan dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."
PENJELASAN
HADIS
Rasulullah
memberitakan kepada kita di dalam hadis ini kisah tentang seorang Nabiyullah
dengan umat yang besar jumlahnya dan tangguh. Dia melihat pemberian Allah ini
dan takjub dengan apa yang dilihatnya. Dalam dirinya muncul kekaguman bahawa
tidak ada yang mampu menghadapi umatnya, tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Semestinya orang yang menduduki kursi kenabian tidak boleh bersikap demikian,
kerana ujub dengan diri sendiri atau dengan anak atau harta atau umat adalah
penyakit yang buruk. Seorang mukmin dalam menghadang musuhnya tidak tertipu
oleh bala tentaranya yang banyak, tidak kecut dengan bala tentaranya yang
sedikit, kerana kemenangan hanya dari Allah semata."Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah." (QS.
AliImran: 126)
"Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin
Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.
Al-Baqarah: 249)
Kadangkala
membanggakan jumlah yang besar justru menjadi penyebab kekalahan. "Dan (ingatlah) peperangan Hunain,
iaitu pada waktu kamu menjadi congkak kerana banyaknya jumlahmu, maka jumlah
yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas
itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan
bercerai-berai." (QS. At-Taubah: 25)
Nabi
ini dihukum pada kaumnya. Allah meminta kepadanya untuk memilih bagi umatnya
satu dari tiga perkara. Dikuasakannya musuh dari selain mereka atas mereka atau
kelaparan atau kematian. Aku bertanya pada diriku sendiri, rahsia apakah
gerangan sehingga Nabi itu disuruh memilih satu dari tiga perkara. Maka aku
mendapati bahawa satu dari tiga hal itu bisa melemahkan, bahkan melenyapkan
kekuatan sebuah umat. Ia menghilangkan ujub yang ada di hati Nabi itu dan
umatnya. Jika Allah menguasakan musuh dari selain mereka atas mereka, maka
musuh itu akan menghinakan dan merenggut kehormatan mereka. Jika kelaparan yang
menimpa, maka kekuatan mereka lenyap dan mudah untuk dikalahkan. Jika mati,
maka jumlah mereka berkurang.
Memilih
satu dari tiga perkara adalah perkara yang membingungkan dan perlu pertimbangan
yang matang. Nabi ini telah berunding dengan umatnya dan mereka menyerahkan
perkara itu kepadanya, kerana dia adalah Nabiyullah. Para Nabi diberi petunjuk
dan langkahnya adalah lurus.
Pilihan
Nabi ini cukup tepat. Dia memilih kematian, bukan kelaparan atau kekuasaan
musuh atas mereka. Jika seseorang yang hanya menimbang dengan tolak ukur dunia,
nescaya dia memilih lain dari apa yang dipilih oleh Nabi itu. Mungkin
sebahagian orang yang berpikiran dangkal berpendapat bahawa pilihan tepat
adalah dikuasakannya musuh atas mereka, kerana mereka akan tetap hidup walaupun
musuh bisa saja membunuh sebahagian dari mereka. Akan tetapi, Nabi ini tidak
rela jika kaumnya dihina dan diinjak-injak. Dan pembunuhan tidak boleh
terelakkan jika musuh mereka menguasai mereka.
Kelaparan
adalah perkara berat. Bisa jadi kelaparan menjadi penyebab kalahnya mereka dari
musuh mereka, bahkan mungkin banyak yang mati kerananya. Memilih kematian
adalah memilih sesuatu yang pasti datang. Siapa yang hari ini tidak mati, maka
dia akan mati besok atau lusa, tidak ada tempat berlari dan berlindung darinya.
Nabi
ini memilih kematian buat umatnya. Orang-orang yang kembali kepada Tuhan mereka
diharapkan bisa diterima di sisi-Nya, dan orang-orang yang hidup sesudah mereka
diharapkan bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada mereka. Bisa
jadi setelah mereka mati, Allah memberi ganti dalam jumlah yang banyak jika Dia
berkehendak. Segala perkara berada di tangan Allah.
Nabi
ini solat. Begitulah para Nabi dan orang-orang soleh manakala menghadapi
perkara besar, mereka berdiri solat. Maka dia solat sesuai yang dikehendaki
oleh Allah untuk solat. Lalu Allah memberinya taufik untuk memilih perkara yang
paling ringan. Dia berkata kepada Tuhannya, "Adapun musuh dari selain
mereka, maka jangan. Kelaparan juga
jangan, akan tetapi kematian."
Kematian
menyebar di kalangan mereka seperti api yang menyebar di hamparan rumput
kering. Satu per satu wafat. Kematian menjemput dan membinasakan generasi yang
tumbuh. Dalam satu hari ada tujuh puluh ribu yang wafat. Akibat dari ujub yang
ada pada Nabi ini kepada kaumnya sangatlah mengerikan. Rasulullah kuatir akibat
seperti ini bisa menimpa para sahabatnya. Maka beliau berbisik setelah solat,
"Ya Allah, dengan-Mu aku berusaha, dengan-Mu aku melawan, dan dengan-Mu
aku berperang." Dan beliau mengingat kisah Nabi ini, maka beliau berdoa
dengan doa seperti di atas kepada Allah, mengumumkan ketidakmampuan dan
ketidakberdayaan serta hanya bergantung kepada kekuatan dan daya para
sahabatnya. Dalam menghadapi musuh Nabi berpegang kepada Allah semata, tanpa
selain-Nya. Hanya dari-Nya pertolongan dan kemenangan, dan tiada daya dan
kekuatan kecuali hanya dengan-Nya.
PELAJARAN-PELAJARAN
DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
1.
Rasulullah memberi pengertian kepada
sahabat-sahabatnya tentang sebab-sebab kelemahan dan kebinasaan. Di antaranya
adalah ujub terhadap diri.
2.
Akibat ujub sangatlah mengerikan,
sebagaimana yang terjadi pada umat Nabi tersebut. Hal itu kerana ujub
melemahkan tawakkal dan berpijak kepada Allah, serta menjadikan seseorang hanya
bergantung kepada sebab-sebab materi.
3.
Hendaknya para pemimpin, para
panglima dan para pengendali urusan harus waspada. Jangan sampai Allah
menurunkan apa yang telah Allah timpakan kepada kaum Nabi ini. Pada zaman ini
kita sering melihat dan mendengar banyaknya kekaguman para pemimpin dan
panglima terhadap tentara dan pengikut mereka.
4.
Bisa jadi sebab turunnya ujian adalah
sesuatu yang samar, hanya diketahui oleh orang yang mengerti agama Allah.
Musibah seperti ini bisa menimpa kaum soleh yang berjihad, sementara mereka
tidak mengetahui darimana sebabnya.
5.
Adanya umat yang baik dalam jumlah
besar sebelum kita. Pada kalangan mereka terdapat orang-orangyang berperang dan
berjihad di jalan Allah. Dalam rentang waktu yang pendek, jumlah orang yang
mati mencapai tujuh puluh ribu orang.
6. Seorang muslim dianjurkan untuk
melaksanakan solat jika menghadapi suatu perkara besar. Semoga Allah
membimbingnya kepada pilihan yang paling lurus. Termasuk hal ini adalah
Istikharah yang disyariatkan oleh Allah setelah dua rakaat.
7. Dalam perkara yang mengharuskan memilih,
seorang muslim hendaknya tidak tergesa-gesa. Dia harus bermusyawarah seperti yang dilakukan oleh Nabi ini. Dia harus
memikirkan dengan matang, menimbang antara
pilihan yang ada. Dia harus berdoa kepada Allah agar memberinya taufik sehingga
bisa memilih dengan benar.
KISAH KEDUA PULUH SATU
ISA MENDUSTAKAN KEDUA MATANYA DAN
MEMBENARKAN PENCURI
Kisah
ini hanya sepotong dan pendek, tetapi berharga sekali. Kisah ini menunjukkan
sejauh mana para Nabi dan Rasul dalam urusan ta’dzim kepada Allah. Isa melihat
seorang yang mencuri, lalu pencuri ini bersumpah dengan nama Allah bahawa dia
tidak mencuri, maka Isa mendustakan kedua matanya dan mempercayai pencuri itu.
NASH HADIS
Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah dari Nabi
bersabda, "Isa bin Maryam melihat seorang lelaki mencuri. Isa bertanya
kepadanya, 'Apakah kamu mencuri?' Dia menjawab, 'Tidak mungkin, demi Allah yang
tidak ada Tuhan yang hak kecuali Dia.' Isa berkata, 'Aku beriman kepada Allah
dan aku mendustakan mataku'."
KISAH KEDUA PULUH DUA
SUAMI ISTERI YANG KELAPARAN LALU ALLAH
MEMBERIKAN REZEKI UNTUK MEREKA MAKAN
Ini
adalah kisah tentang suami isteri yang soleh.Kelaparan menimpa mereka berdua,
lalu si isteri berdoa kepada Allah agar merezekikan sesuatu yang bisa mengusir
rasa lapar dan menutupi hajatnya. Maka Allah merezekikan rezeki sebagaimana
dalam hadis ini.
NASH HADIS
Thabrani
meriwayatkan dalam Al-Ausath dan Baihaqi dalam Ad-Dalail dari Abu Hurairah
berkata, "Seorang lelaki tertimpa kelaparan, lalu dia pergi ke daratan.
isterinya pun berdoa, "Ya Allah, limpahkan rezeki-Mu kepada kami apa yang
cukup untuk menjadi adonan kami dan roti kami." Ketika suaminya pulang,
nampannya penuh dengan adonan dan di atas tungku terdapat daging yang siap
dimasak serta pengilanganmereka bekerja menggiling. Suaminya bertanya,
"Dari mana semua ini?" isteri menjawab, "rezeki dari
Allah." Maka dia menyapu apa yang ada di sekeliling penggilingan.
Rasulullah bersabda, "Seandainya dia membiarkannya nescaya pengilanganitu
akan berputar atau menggiling sampai hari Kiamat."
PENJELASAN
HADIS
Rasulullah
menceritakan sepasang suami isteri yang soleh. Keduanya dalam keadaan sangat
lapar. Saking laparnya, suaminya tidak tahan berdiam di rumah. Dia pun keluar
ke daratan. Lalu si isteri berdoa kepada Allah agar memberinya rezeki sebuah
pengilangan dan memberinya adonan untuk membuat roti. Allah mengabulkan doanya.
Ketika suaminya pulang, nampan besar yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan
telah penuh dengan adonan, dan pengilanganterus berputar menggiling
biji-bijian, sementara di atas tungku terdapat daging yang melimpah siap untuk
disate.
Suaminya
bertanya, "Dari mana ini?" isterinya menjawab, "Dari rezeki
Allah." Lalu suaminya menyapu serbuk di sekeliling pengilangan. Rasulullah
menyampaikan bahwa seandainya lelaki ini membiarkan pengilangan bekerja, nescaya
ia terus bekerja sampai hari Kiamat. Mungkin ada yang tidak percaya kepada
kisah seperti ini dengan alasan kerana tidak masuk akal. Orang yang seperti
ini, dia lupa bahawa itu adalah rezeki Allah kepada hamba-hamba-Nya yang soleh
sebagai karomah bagi mereka dan Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dan hal
seperti ini sudah sering terjadi di banyak peristiwa pada masa Rasulullah dan
para sahabatnya, di mana Allah melimpahkan makanan dan minuman, lalu mereka
makan dan minum dari makanan dan minuman yang hanya cukup untuk sedikit orang
saja.
PELAJARAN-PELAJARAN
DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
1.
Adanya karomah bagi hamba-hamba Allah
yang soleh. Hal ini ditetapkan oleh banyak dalil yang sampai pada tingkat
mutawatir, dan beriman kepada karomah para wali termasuk akidah Ahlus Sunnah
wal Jamaah.
2.
Akan tetapi, karomah hanya terjadi
pada para wali yang benar-benar bertaqwa. Sesuatu yang di luar batas kewajaran
mungkin saja terjadi pada orang terosak di muka bumi ini, dan di antaranya
adalah Dajjal yang telah diberitakan oleh Rasulullah.
3.
Tidak boleh memberitakan karomah
seorang hamba Allah kecuali diyakini kebenarannya atau dengan kesaksian atau
penglihatan. Banyak sekali dusta dalam hal ini dari para pembual dan pendusta
yang memainkan akal manusia. Mereka mengtuntutan secara dusta karomah untuk
diri mereka atau syaikh mereka.
4.
Besarnya keutamaan doa. Allah telah
mengabulkan doa wanita ini. "Dan
Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, nescaya Aku perkenankan bagimu."
(QS. Ghafir: 60)
5.
Adanya orang soleh pada zaman umat
terdahulu.
6.
Dari hadis ini kita mengetahui bahawa
manusia sejak dulu telah mengenal adonan dan roti. Mereka mengenal
pengilanganuntuk menghaluskan biji-bijian, nampan untuk adonan, dan cetakan
untuk membuat dan mematangkan roti.
No comments:
Post a Comment