Tuesday, 15 March 2016

NABI YANG TAKJUB KEPADA KAUMNYA & ISA MENDUSTAKAN KEDUA MATANYA DAN MEMBENARKAN PENCURI

KISAH KEDUA PULUH
NABI YANG TAKJUB KEPADA KAUMNYA

Inilah kisah seorang Nabiyullah yang diberi umat yang banyak jumlahnya. Dari umatnya itu dia membentuk pasukan yang besar, banyak jumlahnya, dan tangguh. Apa yang dicapai oleh umatnya sangatlah menakjubkannya, begitu pula kekuatannya. Dia berkata, "Siapa yang bisa melawan dan menghadang mereka?" Maka Allah membinasakan tujuh puluh ribu dari kaumnya akibat ujub yang ada padanya.

NASH HADIS

Imam Ahmad meriwayatkan dari Suhaib berkata, "Apabila Rasulullah solat, beliau membisikkan sesuatu yang tidak aku mengerti dan tidak menjelaskan kepada kami. Beliau bertanya, 'Apakah kalian memperhatikanku?' Kami menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya aku teringat salah seorang Nabi yang memiliki pasukan dari kaumnya – dalam riwayat lain, 'membanggakan umatnya' – Dia berkata, 'Siapa yang menandingi mereka? Atau siapa yang bisa melawan mereka? Atau ucapan seperti itu.'

Maka diwahyukan kepadanya, "Pilihlah satu dari tiga perkara untuk kaummu: Kami menguasakan musuh dari selain mereka atas mereka, atau kelaparan, atau kematian." Maka Nabi itu bermusyawarah dengan kaumnya dan mereka berkata, "Engkau adalah Nabiyullah, engkau yang memutuskan. Pilihlah untuk kami." Lalu dia mendirikan solat setiap kali mereka sedang menghadapi urusan penting, mereka mengatasinya melalui solat. Maka dia solat sesuai dengan kehendak Allah.

Nabi melanjutkan, "Kemudian dia berkata, 'Ya Rabbi, adapun musuh dari selain mereka, maka jangan. Adapun kelaparan, maka jangan. Akan tetapi aku memilih kematian.' Lalu kematian dikirim kepada mereka, dan yang mati di kalangan mereka sebanyak tujuh puluh ribu. Nabi bersabda, "Bisikanku yang kalian perhatikan itu adalah aku berkata, 'Ya Allah, dengan-Mu aku berperang, dengan-Mu aku melawan dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

PENJELASAN HADIS

Rasulullah memberitakan kepada kita di dalam hadis ini kisah tentang seorang Nabiyullah dengan umat yang besar jumlahnya dan tangguh. Dia melihat pemberian Allah ini dan takjub dengan apa yang dilihatnya. Dalam dirinya muncul kekaguman bahawa tidak ada yang mampu menghadapi umatnya, tidak ada yang bisa mengalahkannya. Semestinya orang yang menduduki kursi kenabian tidak boleh bersikap demikian, kerana ujub dengan diri sendiri atau dengan anak atau harta atau umat adalah penyakit yang buruk. Seorang mukmin dalam menghadang musuhnya tidak tertipu oleh bala tentaranya yang banyak, tidak kecut dengan bala tentaranya yang sedikit, kerana kemenangan hanya dari Allah semata."Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah." (QS. AliImran: 126)

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 249)

Kadangkala membanggakan jumlah yang besar justru menjadi penyebab kekalahan. "Dan (ingatlah) peperangan Hunain, iaitu pada waktu kamu menjadi congkak kerana banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai." (QS. At-Taubah: 25)

Nabi ini dihukum pada kaumnya. Allah meminta kepadanya untuk memilih bagi umatnya satu dari tiga perkara. Dikuasakannya musuh dari selain mereka atas mereka atau kelaparan atau kematian. Aku bertanya pada diriku sendiri, rahsia apakah gerangan sehingga Nabi itu disuruh memilih satu dari tiga perkara. Maka aku mendapati bahawa satu dari tiga hal itu bisa melemahkan, bahkan melenyapkan kekuatan sebuah umat. Ia menghilangkan ujub yang ada di hati Nabi itu dan umatnya. Jika Allah menguasakan musuh dari selain mereka atas mereka, maka musuh itu akan menghinakan dan merenggut kehormatan mereka. Jika kelaparan yang menimpa, maka kekuatan mereka lenyap dan mudah untuk dikalahkan. Jika mati, maka jumlah mereka berkurang.

Memilih satu dari tiga perkara adalah perkara yang membingungkan dan perlu pertimbangan yang matang. Nabi ini telah berunding dengan umatnya dan mereka menyerahkan perkara itu kepadanya, kerana dia adalah Nabiyullah. Para Nabi diberi petunjuk dan langkahnya adalah lurus.

Pilihan Nabi ini cukup tepat. Dia memilih kematian, bukan kelaparan atau kekuasaan musuh atas mereka. Jika seseorang yang hanya menimbang dengan tolak ukur dunia, nescaya dia memilih lain dari apa yang dipilih oleh Nabi itu. Mungkin sebahagian orang yang berpikiran dangkal berpendapat bahawa pilihan tepat adalah dikuasakannya musuh atas mereka, kerana mereka akan tetap hidup walaupun musuh bisa saja membunuh sebahagian dari mereka. Akan tetapi, Nabi ini tidak rela jika kaumnya dihina dan diinjak-injak. Dan pembunuhan tidak boleh terelakkan jika musuh mereka menguasai mereka.

Kelaparan adalah perkara berat. Bisa jadi kelaparan menjadi penyebab kalahnya mereka dari musuh mereka, bahkan mungkin banyak yang mati kerananya. Memilih kematian adalah memilih sesuatu yang pasti datang. Siapa yang hari ini tidak mati, maka dia akan mati besok atau lusa, tidak ada tempat berlari dan berlindung darinya.

Nabi ini memilih kematian buat umatnya. Orang-orang yang kembali kepada Tuhan mereka diharapkan bisa diterima di sisi-Nya, dan orang-orang yang hidup sesudah mereka diharapkan bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada mereka. Bisa jadi setelah mereka mati, Allah memberi ganti dalam jumlah yang banyak jika Dia berkehendak. Segala perkara berada di tangan Allah.

Nabi ini solat. Begitulah para Nabi dan orang-orang soleh manakala menghadapi perkara besar, mereka berdiri solat. Maka dia solat sesuai yang dikehendaki oleh Allah untuk solat. Lalu Allah memberinya taufik untuk memilih perkara yang paling ringan. Dia berkata kepada Tuhannya, "Adapun musuh dari selain mereka, maka jangan. Kelaparan juga  jangan, akan tetapi kematian."

Kematian menyebar di kalangan mereka seperti api yang menyebar di hamparan rumput kering. Satu per satu wafat. Kematian menjemput dan membinasakan generasi yang tumbuh. Dalam satu hari ada tujuh puluh ribu yang wafat. Akibat dari ujub yang ada pada Nabi ini kepada kaumnya sangatlah mengerikan. Rasulullah kuatir akibat seperti ini bisa menimpa para sahabatnya. Maka beliau berbisik setelah solat, "Ya Allah, dengan-Mu aku berusaha, dengan-Mu aku melawan, dan dengan-Mu aku berperang." Dan beliau mengingat kisah Nabi ini, maka beliau berdoa dengan doa seperti di atas kepada Allah, mengumumkan ketidakmampuan dan ketidakberdayaan serta hanya bergantung kepada kekuatan dan daya para sahabatnya. Dalam menghadapi musuh Nabi berpegang kepada Allah semata, tanpa selain-Nya. Hanya dari-Nya pertolongan dan kemenangan, dan tiada daya dan kekuatan kecuali hanya dengan-Nya.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS

1.      Rasulullah memberi pengertian kepada sahabat-sahabatnya tentang sebab-sebab kelemahan dan kebinasaan. Di antaranya adalah ujub terhadap diri.

2.      Akibat ujub sangatlah mengerikan, sebagaimana yang terjadi pada umat Nabi tersebut. Hal itu kerana ujub melemahkan tawakkal dan berpijak kepada Allah, serta menjadikan seseorang hanya bergantung kepada sebab-sebab materi.

3.      Hendaknya para pemimpin, para panglima dan para pengendali urusan harus waspada. Jangan sampai Allah menurunkan apa yang telah Allah timpakan kepada kaum Nabi ini. Pada zaman ini kita sering melihat dan mendengar banyaknya kekaguman para pemimpin dan panglima terhadap tentara dan pengikut mereka.

4.      Bisa jadi sebab turunnya ujian adalah sesuatu yang samar, hanya diketahui oleh orang yang mengerti agama Allah. Musibah seperti ini bisa menimpa kaum soleh yang berjihad, sementara mereka tidak mengetahui darimana sebabnya.

5.      Adanya umat yang baik dalam jumlah besar sebelum kita. Pada kalangan mereka terdapat orang-orangyang berperang dan berjihad di jalan Allah. Dalam rentang waktu yang pendek, jumlah orang yang mati mencapai tujuh puluh ribu orang.

6.      Seorang muslim dianjurkan untuk melaksanakan solat jika menghadapi suatu perkara besar. Semoga Allah membimbingnya kepada pilihan yang paling lurus. Termasuk hal ini adalah Istikharah yang disyariatkan oleh Allah setelah dua rakaat.

7.      Dalam perkara yang mengharuskan memilih, seorang muslim hendaknya tidak tergesa-gesa. Dia harus bermusyawarah seperti yang dilakukan oleh Nabi ini. Dia harus memikirkan dengan matang, menimbang antara pilihan yang ada. Dia harus berdoa kepada Allah agar memberinya taufik sehingga bisa memilih dengan benar.

KISAH KEDUA PULUH SATU
ISA MENDUSTAKAN KEDUA MATANYA DAN
MEMBENARKAN PENCURI

Kisah ini hanya sepotong dan pendek, tetapi berharga sekali. Kisah ini menunjukkan sejauh mana para Nabi dan Rasul dalam urusan ta’dzim kepada Allah. Isa melihat seorang yang mencuri, lalu pencuri ini bersumpah dengan nama Allah bahawa dia tidak mencuri, maka Isa mendustakan kedua matanya dan mempercayai pencuri itu.

NASH HADIS

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda, "Isa bin Maryam melihat seorang lelaki mencuri. Isa bertanya kepadanya, 'Apakah kamu mencuri?' Dia menjawab, 'Tidak mungkin, demi Allah yang tidak ada Tuhan yang hak kecuali Dia.' Isa berkata, 'Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan mataku'."

KISAH KEDUA PULUH DUA
SUAMI ISTERI YANG KELAPARAN LALU ALLAH
MEMBERIKAN REZEKI UNTUK MEREKA MAKAN

Ini adalah kisah tentang suami isteri yang soleh.Kelaparan menimpa mereka berdua, lalu si isteri berdoa kepada Allah agar merezekikan sesuatu yang bisa mengusir rasa lapar dan menutupi hajatnya. Maka Allah merezekikan rezeki sebagaimana dalam hadis ini.

NASH HADIS

Thabrani meriwayatkan dalam Al-Ausath dan Baihaqi dalam Ad-Dalail dari Abu Hurairah berkata, "Seorang lelaki tertimpa kelaparan, lalu dia pergi ke daratan. isterinya pun berdoa, "Ya Allah, limpahkan rezeki-Mu kepada kami apa yang cukup untuk menjadi adonan kami dan roti kami." Ketika suaminya pulang, nampannya penuh dengan adonan dan di atas tungku terdapat daging yang siap dimasak serta pengilanganmereka bekerja menggiling. Suaminya bertanya, "Dari mana semua ini?" isteri menjawab, "rezeki dari Allah." Maka dia menyapu apa yang ada di sekeliling penggilingan. Rasulullah bersabda, "Seandainya dia membiarkannya nescaya pengilanganitu akan berputar atau menggiling sampai hari Kiamat."

PENJELASAN HADIS

Rasulullah menceritakan sepasang suami isteri yang soleh. Keduanya dalam keadaan sangat lapar. Saking laparnya, suaminya tidak tahan berdiam di rumah. Dia pun keluar ke daratan. Lalu si isteri berdoa kepada Allah agar memberinya rezeki sebuah pengilangan dan memberinya adonan untuk membuat roti. Allah mengabulkan doanya. Ketika suaminya pulang, nampan besar yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan telah penuh dengan adonan, dan pengilanganterus berputar menggiling biji-bijian, sementara di atas tungku terdapat daging yang melimpah siap untuk disate.

Suaminya bertanya, "Dari mana ini?" isterinya menjawab, "Dari rezeki Allah." Lalu suaminya menyapu serbuk di sekeliling pengilangan. Rasulullah menyampaikan bahwa seandainya lelaki ini membiarkan pengilangan bekerja, nescaya ia terus bekerja sampai hari Kiamat. Mungkin ada yang tidak percaya kepada kisah seperti ini dengan alasan kerana tidak masuk akal. Orang yang seperti ini, dia lupa bahawa itu adalah rezeki Allah kepada hamba-hamba-Nya yang soleh sebagai karomah bagi mereka dan Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dan hal seperti ini sudah sering terjadi di banyak peristiwa pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, di mana Allah melimpahkan makanan dan minuman, lalu mereka makan dan minum dari makanan dan minuman yang hanya cukup untuk sedikit orang saja.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS

1.      Adanya karomah bagi hamba-hamba Allah yang soleh. Hal ini ditetapkan oleh banyak dalil yang sampai pada tingkat mutawatir, dan beriman kepada karomah para wali termasuk akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

2.      Akan tetapi, karomah hanya terjadi pada para wali yang benar-benar bertaqwa. Sesuatu yang di luar batas kewajaran mungkin saja terjadi pada orang terosak di muka bumi ini, dan di antaranya adalah Dajjal yang telah diberitakan oleh Rasulullah.

3.      Tidak boleh memberitakan karomah seorang hamba Allah kecuali diyakini kebenarannya atau dengan kesaksian atau penglihatan. Banyak sekali dusta dalam hal ini dari para pembual dan pendusta yang memainkan akal manusia. Mereka mengtuntutan secara dusta karomah untuk diri mereka atau syaikh mereka.

4.      Besarnya keutamaan doa. Allah telah mengabulkan doa wanita ini. "Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, nescaya Aku perkenankan bagimu." (QS. Ghafir: 60)

5.      Adanya orang soleh pada zaman umat terdahulu.


6.     Dari hadis ini kita mengetahui bahawa manusia sejak dulu telah mengenal adonan dan roti. Mereka mengenal pengilanganuntuk menghaluskan biji-bijian, nampan untuk adonan, dan cetakan untuk membuat dan mematangkan roti.

No comments:

Post a Comment