KISAH KESEMBILAN
KISAH BATU YANG MEMBAWA LARI BAJU MUSA a.s.
Orang-orang
bodoh dari Bani Israil menuduh Musa memiliki penyakit bawaan yang dia
sembunyikan di tubuhnya. Penyebab tuduhan ini adalah bahawa Musa menyembunyikan
auratnya dan tubuhnya yang lain dari orang lain kerana besarnya rasa malu yang
ada pada dirinya. Mereka telah berburuk sangka kepada Nabi mereka. Dan manakala
Allah menginginkan para Nabi dan Rasul-Nya adalah orang-orang paling sempurna
dan terbaik, serta Dia berkehendak membongkar setiap kebatilan yang dituduhkan
kepada mereka sehingga bisa menghalangi orang-orang untuk mengikuti mereka,
maka Allah menjadikan batu itu terbang membawa baju Musa yang diletakkan di
atasnya ketika dia sedang mandi. Maka Bani Israil melihat Musa telanjang tanpa
cacat, dan mereka mengetahui kedustaan para pendusta padanya.
NASH HADIS
Bukhari
meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah
s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Musa adalah seorang lelaki yang pemalu dan
menutup diri. Kulitnya tidak terlihat sedikit pun kerana rasa malunya. Di
kalangan Bani Israil terdapat orang-orang yang menyakitinya.
Mereka
berkata, 'Musa tidak tertutup seperti itu kecuali kerana cacat yang ada di
kulitnya, bisa penyakit sopak, bisa kerana kedua buah pelirnya besar atau
penyakit lainnya." Dan sesungguhnya Allah berkehendak untuk membebaskan
Musa dari segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Suatu hari Musa
menyendiri. Dia melepas pakaiannya dan meletakkannya di atas sebuah batu, lalu
dia mandi. Selesai mandi Musa menghampiri bajunya untuk mengambilnya dan
memakainya, tetapi batu itu berlari membawa baju Musa. Maka Musa mengambil
tongkatnya. Orang-orang melihat Musa telanjang dalam bentuk ciptaan Allah yang
paling baik.
Allah
membebaskan Musa dari tuduhan yang mereka katakan. Batu itu berhenti, maka Musa
mengambil bajunya dan memakainya. Musa mulai memukul batu itu dengan
tongkatnya. Demi Allah, pukulan tongkat Musa meninggalkan bekas di batu itu
sebanyak tiga atau empat atau lima; dan itulah firman Allah, "Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa. Maka Allah
membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia adalah
seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." (QS.
Al-Ahzab: 69)
Dalam
riwayat Bukhari dari Abu Hurairah dari Nabi s.a.w. bersabda, "Bani Israil
mandi dengan telanjang, sebahagian melihat kepada yang lain. Sementara Musa
mandi sendiri. Mereka berkata, 'Musa tidak mau mandi bersama kita kecuali
kerana dia itu memiliki dua buah pelir yang besar." Suatu hari Musa mandi,
dan dia meletakkan bajunya di atas batu. Tapi kemudian batu itu berlari membawa
bajunya. Musa memburunya sambil berkata, "Bajuku, wahai batu." Bani
Israil pun melihat Musa. Mereka berkata, "Demi Allah, Musa tidak
apa-apa." Lalu Musa mengambil bajunya dan memukuli batu itu. Abu Hurairah
berkata, "Demi Allah, pukulan Musa membekas di batu itu enam atau tujuh
kali pukulan."
Dalam
riwayat ketiga dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah
s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Musa
adalah seorang lelaki pemalu. Itulah firman Allah, 'Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa. Maka
Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia adalah
seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." (QS.
Al-Ahzab: 69)
PENJELASAN
HADIS
Musa
sangat pemalu, dan malu adalah akhlak yang mulia. Rasulullah s.a.w. lebih malu
daripada perawan di tendanya, dan beliau memuji rasa malu dalam sabdanya,
"Rasa malu itu semuanya baik." Di kalangan Bani Israil orang lelaki
dibolehkan mandi dengan telanjang, sebahagian melihat kepada sebahagian yang
lain. Tetapi Musa hanya mandi sendirian, kerana rasa malunya yang besar. Dia
tidak mau menampakkan kulit tubuhnya dan auratnya.
Orang-orang
bodoh lalu menebar gosip. Tidak ada yang selamat dari gosip orang-orang seperti
ini, bahkan para Nabi dan Rasul sekalipun. Kata mereka – secara dusta lagi
palsu – bahawa sebab tertutupnya Musa dari mereka adalah adanya cacat di
tubuhnya yang disembunyikannya, bisa jadi kedua buah pelirnya yang besar atau
penyakit kulit (sopak) yang menurut orang-orang menjijikkan atau cacat lain
yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.
Jelas,
tuduhan dusta ini menyakiti Musa dan Allah tidak rela hal itu terjadi pada
Rasul-Nya. Gosip busuk seperti ini bisa mengurangi kepercayaan pada orang yang
diangkat oleh Allah sebagai Rasul. Seorang Rasul dimata manusia haruslah tampil
sebagai contoh sempurna tak ada yang menodainya. Tidak pada bentuk ciptaannya
dan tidak pula pada perilakunya.
Allah
berkehendak membebaskan Musa dari tuduhan dusta yang dialamatkan kepadanya oleh
orang-orang pendusta dan bodoh. Suatu hari Musa pergi mandi sendiri seperti
biasanya. Musa meletakkan bajunya di atas batu.
Ketika
Musa selesai mandi, dan dia ingin mengambil bajunya, batu itu terbang membawa
bajunya. Padahal batu itu tidak memiliki kemampuan untuk bergerak, apalagi
terbang. Batu adalah benda mati, tetapi Allah membuatnya bisa terbang dengan
cara yang tidak kita ketahui demi hikmah yang diinginkan-Nya, iaitu membebaskan
Musa dari gosip buruk yang ditujukan kepadanya.
Kejadian
tiba-tiba ini mengejutkan Musa, maka dia berlari mengejar batu sambil
memanggilnya, "Bajuku, wahai batu. Bajuku, wahai batu." Batu itu
membawa pergi pakaian Musa, sebuah pemandangan yang unik. Musa seorang Nabi
yang mulia, seorang pemalu yang terhormat berlari dengan telanjang mengejar
batu yang membawa bajunya. Hingga ketika batu itu sampai di permukaan Bani
Israil, mereka melihat Musa yang sihat dan sempurna, tanpa cacat. Luruhlah
kebohongan yang dihembuskan oleh orang-orang bodoh. Batu itu berhenti.
Musa
mengambil pakaiannya dan memakainya. Musa mengambil tongkatnya. Dia memukuli
batu itu seperti orang yang sedang kesal dan marah terhadap seseorang yang
durhaka, kuku besi lagi bengal. Musa menyedari bahawa yang dipukulnya adalah
batu, tetapi ia telah melakukan suatu perbuatan yang tidak dilakukan oleh batu.
Maka, Musa melakukan padanya perbuatan yang tidak dilakukan kepada batu. Musa
memukulnya dengan pukulan orang yang mendidik. Yang unik adalah, tongkat Musa
yang terbuat dari kayu itu bisa berbekas di batu yang keras. Terdapat
bekas-bekas pukulan tongkat Musa di batu tersebut sebanyak pukulan yang
diberikan oleh Musa. Biasanya tongkat kalah dengan batu, kerana batu lebih
keras dari kayu. Dan yang sering terjadi adalah, tongkat akan patah jika kamu
memukulkannya ke batu. Akan tetapi, tongkat Musa bukan sembarang tongkat, ia
diberi banyak kelebihan, dan salah satunya iaitu bisa meninggalkan bekas dibatu
sebanyak enam atau tujuh bekas pukulan.
Allah
telah mengisyaratkan kejadian ini dalam kitab-Nya dengan firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa. Maka Allah
membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia adalah seorang
yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." (QS. Al-Ahzab: 69)
PELAJARAN-PELAJARAN
DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
1.
Kaum lelaki Bani Israil boleh mandi
telanjang. Hal ini termasuk yang di-nasakh dalam syariat Muhammad, tapi haram
bagi kita.
2.
Besarnya rasa malu Musa. Di antara
rasa malunya adalah dia menutupi auratnya dan jasadnya dari manusia, walaupun
syariatnya tidak melarang itu.
3.
Para Nabi dan Rasul tidak lepas dari
gangguan orang-orang bodoh, terlebih orang-orang soleh, sehingga dibutuhkan
kesabaran untuk menghadapinya.
4.
Allah membebaskan Musa dari tuduhan
orang-orang bodoh dengan cara yang menyakiti Musa, namun cara ini mujarab.
Syubhat pun lenyap. Dan Allah Pemilik hikmah yang mendalam dan keputusan yang
tidak tertolak.
5.
Terdapat dua ayat Allah pada
makhluk-Nya dalam hadis ini: Batu berlari membawa baju Musa (padahal tidak
lazim batu berlari atau terbang) dan bekas yang ditinggalkan oleh tongkat Musa
di batu itu ketika Musa memukulnya (padahal tongkat yang meninggalkan bekas di batu
bukanlah sesuatu yang lazim).
6.
Para Nabi adalah orang-orang yang
sempurna ciptaan dan akhlaknya, kerana Allah memilih orang-orang terbaik dan
terpilih untuk memikul risalah-Nya dan menunaikan amanah-Nya.
7.
Orang-orang terhormat dan pintar
dalam keadaan terkejut bisa melakukan sesuatu, di mana mereka melupakan
kehormatan dan kepintarannya, seperti Musa yang berlari di belakang batu dengan
telanjang dan memukul batu untuk mendidiknya.
8.
Syariat Taurat tidak layak untuk
dijadikan sebagai pedoman dalam setiap masa. Sebahagian darinya ada yang layak
untuk masa itu. Di antaranya adalah diperbolehkannya membuka aurat pada waktu
mandi. Ini tidak layak di masa sekarang, sehingga Allah menasakh-nya.
No comments:
Post a Comment