TAFSIR SURAT
الـبـروج
(Gugusan Bintang)
Surat Makkiyah, Surat ke 85: 22 Ayat
Surat Makkiyah, Surat ke 85: 22 Ayat
Imam
Ibnu Katsir asy-Syafi'i رحـمه الله
QS. AL-BURUUJ AYAT 1-10
Dibinasakannya orang-orang
yang Membuat Parit
"Dengan menyebut Nama
Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ. وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ. وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ.
قُتِلَ أَصْحَابُ الأخْدُودِ. النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ. إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ.
وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ. وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا
أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ. الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ. إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ
الْحَرِيقِ.
Demi langit yang mempunyai
gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang
disaksikan. Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit, yang berapi
(dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka
menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan
mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang mukmin itu
beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahaterpuji, Yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; dan Allah Mahamenyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya
orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka adzab Jahannam dan
bagi mereka adzab (Neraka) yang membakar.
(QS. Al-Buruuj/85:
1-10)
* * *
Allah Ta'ala
telah bersumpah dengan menggunakan langit dan juga bintang-bintang yang besar,
sebagaimana penjelasan mengenai hal itu telah diberikan sebelumnya.[1]
Dan firman
Allah Ta'ala, وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ. وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ
"Dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan
yang disaksikan." Para ahli tafsir
berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Dan mayoritas berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan asy-syaahid (yang menyaksikan) adalah hari Jum'at,
sedangkan al-masyhuud (yang disaksikan) adalah hari 'Arafah.
Firman Allah
Ta'ala, قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ
"Telah dibinasakan orang-orang yang membuat
parit," yakni terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. Jamak
dari kata ini adalah akhaadiid, yang berarti parit yang ada di bumi.
Yang demikian itu merupakan pemberitahuan tentang satu kaum dari orang-orang
kafir yang mengintimidasi orang-orang yang beriman kepada Allah عزّوجلّ
yang hidup di tengah-tengah mereka. Mereka memaksa dan
menghendaki agar mereka kembali kepada agama mereka, namun orang-orang mukmin
itu menolak ajakan itu, sehingga mereka membuatkan sebuah parit untuk mereka di
bumi, di dalam parit itu mereka menyalakan api dan menyiapkan bagi mereka bahan
bakar agar api itu tetap menyala. Kemudian mereka bersikeras meminta
orang-orang yang beriman kembali kepada mereka, tetapi orang-orang mukmin itu
menolak, sehingga mereka dilemparkan ke dalam parit tersebut. Oleh karena itu,
Allah Ta'ala berfirman:
قُتِلَ أَصْحَابُ الأخْدُودِ.
النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ. إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ. وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ
بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ "Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit,
yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya,
sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang
beriman." Maksudnya, mereka menyaksikan apa yang dilakukan
terhadap orang-orang yang beriman tersebut.
Allah Ta'ala
berfirman, وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَن يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ
الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ "Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu
melainkan karena orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi
Mahaterpuji." Maksudnya, orang-orang yang
beriman itu tidak mempunyai satu kesalahan pun melainkan hanya karena keimanan
mereka kepada Allah Yang Mahaperkasa, yang tidak ada seorang pun terhinakan
dengan melindungkan diri kepada kekuasaan-Nya yang Mahamenghalangi lagi
Mahaterpuji dalam segala ucapan, perbuatan, syari'at, dan takdir-Nya. Meskipun
telah ditakdirkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman tadi mengenai kejadian
yang menimpa mereka melalui tangan-tangan orang kafir. Dengan demikian, Dia
Mahaperkasa lagi Mahamulia, meski sebabnya tidak diketahui oleh kebanyakan
ummat manusia.
Selanjutnya
Allah Ta'ala berfirman, الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
"Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi." Di antara kesempurnaan sifat-Nya bahwa Dia adalah
Pemilik seluruh langit dan bumi serta segala sesuatu yang terdapat di antara
keduanya. وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Dan Allah Mahamenyaksikan segala sesuatu." Maksudnya, tidak ada sesuatu pun di seluruh langit dan
bumi yang tidak diketahui-Nya, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi
dari-Nya. Para ahli tafsir telah berbeda pendapat mengenai kisah ini, siapakah
orang-orang yang dimaksud. Dari 'Ali, menurutnya, mereka itu adalah penduduk
Persia, dan ketika raja mereka hendak menghalalkan bagi kaum laki-laki menikahi
mahram, maka para ulama mereka menentangnya, sehingga raja mereka itu segera
membuat parit, dan siapa saja yang menentangnya dia lemparkan ke dalam parit
itu.
Imam Ahmad
telah meriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bersabda: "Di antara ummat-ummat sebelum kalian
terdapat seorang raja yang memiliki seorang tukang sihir. Setelah usianya
semakin tua, tukang sihir itu berkata kepada raja tersebut: 'Sesungguhnya
usiaku sudah semakin tua dan ajalku akan segera tiba, karenanya berikan
kepadaku seorang pemuda untuk aku ajari ilmu sihir.' Maka raja itu pun
menyerahkan kepadanya seorang pemuda, yang kemudian dia ajari ilmu sihir.
Antara tukang sihir dan raja itu terdapat seorang rahib. Lalu pemuda itu mendatangi
si rahib itu dan mendengar ucapannya. Maka dia dibuat terkagum-kagum oleh gaya
bahasa dan ungkapannya. Jika dia mendatangi tukang sihir maka dia dipukul dan
ditanya: 'Apa yang menahanmu?' Dan jika mendatangi keluarganya, maka mereka
memukulnya seraya berkata: 'Apa yang menahanmu?' Kemudian dia mengeluhkan hal
tersebut kepada rahib tersebut. Maka rahib itu berkata: 'Jika ada tukang sihir
hendak memukulmu, maka katakan: 'Keluargaku telah menahanku,' dan jika
keluargamu hendak memukulmu, maka katakan kepada mereka, 'Tukang sihir telah
menahanku.'"
Lebih
lanjut, beliau menceritakan: "Suatu hari, tiba-tiba dia mendapatkan seekor
binatang yang mengerikan lagi besar yang telah menahan ummat manusia sehingga
mereka tidak dapat melewati jalan. Lalu dia mengatakan: 'Pada hari ini aku
mengetahui, apakah perintah si rahib yang lebih dicintai Allah atau perintah
tukang sihir.' Kemudian dia mengambil batu dan berkata: 'Ya Allah, jika
perintah rahib itu lebih Engkau sukai dan ridhai daripada perintah tukang
sihir, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang dapat melewati jalan.'
Selanjutnya dia melemparnya dengan batu, kemudian binatang itu mati dan
orang-orang dapat berlalu. Kemudian, dia ceritakan hal itu kepada sang rahib,
dan dia mengatakan: 'Hai anakku, engkau lebih baik daripada diriku dan engkau
akan diuji, hendaklah engkau tidak melaporkan tentangku.' Dan anak itu dapat
mengobati orang yang terkena penyakit sopak, lepra, berbagai macam penyakit
lainnya, dan dapat menyembuhkan mereka. Dan raja tersebut mempunyai seorang
pembantu yang buta. Dia mendengar berita tentang pemuda tersebut. Maka dia pun
mendatanginya dengan membawa hadiah yang cukup banyak seraya berkata:
'Sembuhkanlah diriku, dan engkau akan mendapatkan semua yang ada di sini.' Dia
pun menjawab: 'Aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun, sebenarnya yang
menyembuhkan itu adalah Allah Yang Mahamulia lagi Mahaperkasa. Jika engkau
beriman kepadanya, maka aku akan berdo'a kepadanya sehingga Dia pun akan
menyembuhkanmu.' Maka orang itu pun beriman, kemudian pemuda itu mendo'akannya,
lalu Allah pun memberikan kesembuhan kepadanya. Setelah itu orang tersebut
mendatangi sang raja, dia duduk di dekatnya sebagaimana biasa dia lakukan. Sang
raja berkata kepadanya: 'Hai fulan, siapa yang telah mengembalikan pandanganmu
itu?' 'Rabb-ku,' jawabnya. 'Aku,' tegas raja tersebut, bawahannya itu menjawab:
'Tidak, Rabb-ku dan juga Rabb-mu.' 'Apakah engkau mempunyai Rabb selain
diriku?' tanya raja itu. Dia pun menjawab: 'Rabb-ku dan juga Rabb-mu adalah
Allah.' Kemudian bawahannya itu disiksa tiada henti-hentinya hingga akhirnya
dia memberitahu tentang keberadaan sang pemuda, dibawanya sang pemuda itu
kepada si raja. Raja itu berkata: 'Telah sampai berita kepadaku bahwa sihirmu
dapat menyembuhkan penyakit sopak, lepra dan berbagai macam penyakit lainnya.'
Sang pemuda itu menjawab: 'Aku tidak dapat menyembuhkan penyakit, hanya Allah
saja yang dapat menyembuhkan penyakit.' Si raja berkata: 'Aku!' Sang pemuda
menjawab: 'Tidak!' Raja itu bertanya: 'Apakah ada Rabb selainku?' Sang pemuda
menjawab: 'Rabb-ku dan Rabb-mu adalah Allah.' Maka disiksalah pemuda itu hingga
akhirnya ia memberitahu tentang keberadaan sang rahib. Lalu rahib itu dibawa
menghadap raja itu, dan raja itu berkata: 'Tinggalkan agamamu.' Tetapi rahib
itu menolak melakukannya. Maka raja itu meletakkan gergaji di tengah-tengah
kepalanya sehingga membelah badannya menjadi dua. Lalu dia berkata kepada orang
yang buta tadi: 'Tinggalkanlah agamamu.' Tetapi dia menolak meninggalkan
agamanya sehingga raja itu meletakkan gergaji di tengah-tengah kepalanya
sehingga membelah badannya menjadi dua pula. Kemudian raja itu berkata kepada
pemuda itu: 'Tinggalkanlah agamamu.' Namun pemuda itu tetap menolak.
Selanjutnya,
raja itu mengutus beberapa orang untuk membawanya ke sebuah gunung, seraya
mengatakan: 'Jika kalian telah sampai di puncaknya, jika dia mau meninggalkan
agamanya maka biarkanlah dia dan jika tidak mau maka gulingkanlah dia.' Maka
mereka pun pergi membawanya. Dan ketika mereka sampai di ketinggian gunung,
maka pemuda itu berdo'a: 'Ya Allah, selamatkanlah aku dari mereka sesuai dengan
kehendak-Mu.' Kemudian gunung itu pun berguncang yang membuat mereka terguncang
hingga akhirnya mereka semua terguling. Kemudian pemuda itu datang lagi seraya
mencari-cari jalan hingga akhirnya masuk menemui sang raja, maka raja itu
bertanya: 'Apa yang telah terjadi pada orang-orang yang mengawalmu?' Dia
menjawab: 'Allah Ta'ala telah menyelamatkan diriku dari mereka.'
Selanjutnya,
raja itu mengutus beberapa orang dan berkata: 'Jika kalian sudah sampai di
tengah lautan, jika dia mau meninggalkan agamanya maka biarkanlah dia, dan jika
tidak maka tenggelamkan saja dia.' Dan pada saat mereka sampai di tengah
lautan, pemuda itu berdo'a: 'Ya Allah, selamatkan aku dari mereka sesuai dengan
kehendak-Mu.' Maka mereka semua pun tenggelam. Selanjutnya pemuda itu datang
lagi dan menemui sang raja, lalu raja itu juga bertanya lagi: 'Apa yang telah
terjadi dengan orang-orang yang mengawalmu?' Dia menjawab: 'Allah Ta'ala telah
menyelamatkan diriku dari mereka.' Lebih lanjut, pemuda itu berkata:
'Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membunuhku sehingga engkau mengerjakan
apa yang aku perintahkan kepadamu. Jika engkau mengerjakan apa yang aku
perintahkan kepadamu, barulah engkau bisa membunuhku, jika tidak, engkau tidak
akan pernah dapat membunuhku.' Raja itu pun bertanya: 'Apa itu?' Dia menjawab:
'Engkau harus mengumpulkan orang-orang di suatu tanah lapang, lalu engkau
menyalib diriku di batang pohon, lalu engkau ambil panah dari tas milikku,
kemudian ucapkan: 'Dengan menyebut Nama Allah, Rabb pemuda itu.' Jika engkau
telah melakukan hal tersebut, maka engkau akan dapat membunuhku.'
Kemudian
raja itu pun melakukan hal tersebut dan meletakkan anak panah di busur miliknya
dan kemudian dia melemparkannya seraya berucap: 'Dengan menyebut Nama Allah,
Rabb pemuda itu,' maka anak panah itu pun meluncur tepat mengenai pelipisnya.
Selanjutnya, pemuda itu meletakkan tangannya pada bagian yang terkena panah
tersebut dan kemudian wafat. Maka orang-orang pun berkata: 'Kami beriman kepada
Rabb pemuda itu.' Lalu dikatakan kepada raja tersebut: 'Bagaimana pendapatmu
melihat apa yang selama ini engkau hindari? Demi Allah, sesungguhnya hal itu
telah terjadi. Semua orang telah beriman kepada Allah.'
Setelah itu,
raja tersebut memerintahkan prajuritnya agar menyiapkan peralatan galian untuk
membuat parit-parit dan menyalakan api di dalamnya seraya berkata: 'Barangsiapa
mau meninggalkan agamanya, maka biarkan mereka tetap hidup dan jika tidak
lemparkan mereka ke dalam parit tersebut.' Mereka saling tarik-menarik dan
saling dorong-mendorong hingga akhirnya datang seorang wanita dengan
menggendong bayinya yang masih disusuinya, seakan-akan dia takut terperosok ke
dalam api. Maka bayinya berkata: 'Bersabarlah wahai ibuku. Sesungguhnya engkau
berada dalam kebenaran.'"
Demikianlah
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim di akhir kitab Shahihnya. Dan juga
diriwayatkan oleh an-Nasa-i.
Dan firman
Allah Ta'ala, إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
"Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan
kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan," yakni dengan membakar mereka. Demikian yang dikemukakan
oleh Ibnu 'Abbas, Mujahid, Qatadah, adh-Dhahhak, dan Ibnu Abza. ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا "Kemudian mereka tidak bertaubat," yakni tidak melepaskan diri dari apa yang telah mereka
lakukan dan tidak pula menyesalinya. فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ
عَذَابُ الْحَرِيقِ "Maka bagi mereka adzab Jahannam dan bagi mereka
adzab (Neraka) yang membakar." Yang
demikian itu karena balasan itu sesuai dengan amal perbuatan. Al-Hasan
al-Bashri mengungkapkan: "Lihat-lah pada kemurahan dan kedermawanan ini.
Mereka telah membunuh para wali-Nya, tetapi Dia justru mengajak mereka untuk
bertaubat dan memohon ampunan."
QS. AL-BURUUJ AYAT 11-22
-
Balasan bagi
Orang-orang Mukmin dan Beramal Shalih
-
Tentang Kaum Fir’an
dan Kaum Tsamud
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الأنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ. إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ.
إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ. وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ. ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ.
فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ. هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ. فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ. بَلِ
الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ. وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ. بَلْ هُوَ
قُرْآنٌ مَجِيدٌ. فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ
Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bagi mereka Surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya adzab
Rabb-mu benar-benar keras. Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari
permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dia-lah Yang Mahapengampun lagi
Mahapengasih, yang mempunyai 'Arsy lagi Mahamulia, Mahakuasa berbuat apa yang
dikehendaki-Nya. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu
kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud. Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan,
padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan
mereka itu ialah al-Qur-an yang mulia, yang tersimpan di Lauhul Mahfuzh. (QS. Al-Buruuj/85:
11-22).
* * *
Allah Ta'ala
memberitahu hamba-hamba-Nya yang beriman bahwa لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي
مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ "Bagi mereka Surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai," berbeda dengan apa yang disediakan bagi
musuh-musuh-Nya yang berupa pembakaran dan Neraka Jahim. Oleh karena itu, Dia
berfirman, ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ "Itulah keberuntungan yang besar."
Kemudian Dia
berfirman, إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ "Sesungguhnya adzab Rabb-mu benar-benar keras." Maksudnya, adzab dan siksa bagi musuh-musuh-Nya yang
telah mendustakan para Rasul-Nya dan menyalahi perintah-Nya benar-benar sangat
keras lagi dahsyat dan kuat, karena sesungguhnya Allah mempunyai kekuatan yang
sangat kuat, apa saja yang Dia kehendaki pasti akan terjadi sebagaimana yang
Dia kehendaki dalam sekejap mata atau lebih cepat lagi. Oleh karena itu, Dia berfirman, إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ
وَيُعِيدُ "Sesungguhnya Dia yang menciptakan (makhluk) dari
permulaan dan menghidupkannya (kembali)." Yakni, dengan kekuatan dan kekuasaan-Nya yang sempurna Dia memulai
penciptaan dan kemudian mengembalikannya lagi seperti sediakala tanpa ada yang
menghalangi dan tidak juga mencegah. وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
"Dia-lah Yang Mahapengampun lagi Mahapengasih," yakni mengampuni dosa orang yang bertaubat dan tunduk
kepada-Nya, apapun dosanya. Sedangkan mengenai al-waduud, Ibnu 'Abbas
dan juga yang lainnya mengatakan: "Yaitu yang penuh cinta kasih." ذُو الْعَرْشِ "Yang mempunyai 'Arsy," yakni
Pemilik 'Arsy yang agung lagi tinggi di atas semua makhluk. Sedangkan kata al-Majiid
(Mahamulia), terdapat dua bacaan[2],
yaitu dengan harakat dhammah dengan kedudukan sebagai sifat bagi Rabb عزّوجلّ,
dan yang kedua dengan menggunakan harakat kasrah dengan
kedudukan sebagai sifat bagi 'Arsy, namun demikian keduanya benar. فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ "Mahakuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya," Apapun yang hendak Dia lakukan pasti akan Dia lakukan,
tidak ada yang menuntut balas terhadap hukum-Nya dan tidak juga ditanyakan
mengenai apa yang diperbuat-Nya, karena keagungan, keperkasaan, kebijaksanaan,
dan keadilan-Nya.
Dan
firman-Nya lebih lanjut, هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ.
فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ
"Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum
penentang, (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud?" Artinya, apakah
telah sampai kepadamu berita tentang adzab dan juga malapetaka yang telah
menimpa mereka, yang tidak seorang pun sanggup mencegahnya? Yang demikian itu
merupakan penegasan bagi firman Allah Ta'ala sebelumnya, إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ
لَشَدِيدٌ "Sesungguhnya adzab Rabb-mu benar-benar keras." Maksudnya, jika Dia menimpakan siksaan kepada orang
zhalim maka dia akan mengadzabnya dengan adzab dari Rabb Yang Maha-perkasa lagi
Mahakuasa.
Dan firman
Allah Ta'ala, بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ
"Sesungguhnya orang-orang kafir selalu
mendustakan," maksudnya mereka selalu dalam
keraguan, kekufuran, dan pembangkangan. وَاللَّهُ مِن وَرَائِهِم مُّحِيطٌ
"Padahal Allah mengepung mereka dari belakang
mereka." Yakni Dia berkuasa atas mereka, Mahaperkasa, tidak ada
yang dapat lepas dari sjksaan-Nya, serta tidak juga mereka dapat membuat-Nya
lemah. بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ "Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur-an
yang mulia," yakni agung lagi
mulia, فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ
"Yang tersimpan di Lauhul Mahfuzh." Yakni di al-mala-ul a'la, terpelihara dari
penambahan dan pengurangan, serta penyimpangan dan perubahan.[]
No comments:
Post a Comment